Disgiovery.com “CEPROT! Ceprot!” Edgar itu. ‘Ceprot’ ialah kata favorit baru bagi lidah Tagalog-nya, dan suka-sukalah ia mengucapkannya selama kami melintas di jalur berlumpur. Langkah kaki hati-hati melangkah di atas jalur berlumpur yang licin. Sekali menapak langsung melekat, menimbulkan bunyi ‘ceprot’ tatkala kami angkat kaki untuk terus melangkah. Beruntung trek becek ini tak begitu panjang, dan dilanjutkan oleh jalur kering berbatu. Sudah 2 jam lebih kami berempat mendaki sejak dari pos pertama, namun Kawah Ratu yang dituju belum lagi tampak. “Sebentar lagi!” cetus teman kami menenangkan. Hutan di sekeliling masih rapat. Mendongak kepala ke atas, selama langit biru saya masih lega. Gunung Salak terkenal akan kebiasaannya memerangkap awan, lalu mengubahnya jadi gulali pekat bergulung-gulung, sebelum diperas jadi hujan berinai-rinai. Perkenalkan: Empat Sekawan Edgar Travel blogger Pinoy. Mengenal satu sama lain melalui ajang Kerala Blog Express di India, hingga akhirnya saya menjadi..
The post Tentang Pendakian Ceprot-Ceprot & Blubuk-Blubuk ke Kawah Ratu (Gunung Salak) appeared first on DISGiOVERY.